tsanikurnia.blogspot.com - MAN Limboto adalah Salah Satu Madrasah Unggulan di Provinsi Gorontalo -Assalamu'alaikum Wr,Wb.
Secarik pengalamanku di Madrasah Unggulan Gorontalo ini,
Anak asrama, adalah dua kata yang tidak asing lagi bagi seluruh civitas MAN Limboto. Aku adalah salah satu dari penghuni asrama. Bagiku, sebuah tempat yang hampir tak terurus itu adalah surga pengalaman dan lautan persaudaraan. Ku sebut tempat itu dengan lautan persaudaraan karena aku telah tenggelam dan hanyut kedalamnya. Beberapa daerah, suku, dan budaya telah terperangkap dan bersatu ditempat itu. Yang kami kenal hanya satu, Islam. Dengan agama islam kami bisa saling memahami dan toleran satu sama lain.
Tak hanya anak asrama yang ada dibenak para siswa-siswi, guru, bahkan karyawan Madrasah Aliyah ini, melainkan keterlambatan, bahkan sandal jepit yang ibaratnya sudah menjadi tradisi kami. Kamipun tidak terlalu memperdulikan pembicaraan mereka, karena bukan niat kami untuk membuat mereka menggunjing.
Kami keluar dari asrama bersamaan layaknya pasukan brimop, tapi lebih tepatnya disebut pasukan sandal jepit karena setiap hari kami memakai sandal jepit ke Madrasah dan menenteng sepatu sampai ke kelas.
Kami bukanlah anak bandel yang tidak mematuhi aturan dalam berseragam, akan tetapi kami terlalu sibuk untuk mengambil tindakan yang sia-sia. Setiap pribadi seseorang telah dibekali berbagai alasan untuk bertindak, begitu juga denganku dan anak asrama lainnya. Kami pergi ke Madrasah bukan hanya untuk belajar membaca tulisan, melainkan membaca alam, situasi, dan kondisi.
Sebelum bel masuk, aku harus melakukan check in di pintu gerbang (meski awalnya tak berangkat dari luar gerbang), kemudian aku mampir ke kelas untuk menanggalkan perlengkapan sekolah termasuk sepatu yang dari tadi kutenteng, dan akupun langsung menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat dhuha. Itulah yang membuat kami untuk memakai sandal jepit. Selain simpel, tidak merepotkan, juga tidak melelahkan, karena kami tidak perlu bongkar pasang dalam memakai sepatu. Tapi jangan salah paham, setelah sholat dhuha dan dzikir al-ma’tsurah yang biasa kami lakukan itu selesai, kami akan memakai sepatu dalam proses belajar dan akan melepasnya kembali jika adzan dzuhur dikumandangkan.
Kulangkahkan kakiku ke Madrasah Aliyah ini, dengan berbekal niat dan ketulusan dari orang tuaku. Awalnya sulit untuk beradaptasi dengan keadaan status ekonomi keluargaku yang tidak mampu. Akan tetapi, sambutan hangat dari civitas Madrasah membuat kecanggunganku mulai berkurang. Aku Tsani Kurnia Fikriyanti, siswa di Madrasah Aliyah Unggulan Provinsi Gorontalo ini.
Akhirnya aku menemukan tempat untuk bernaung dalam menuntut ilmu, di Madrasah Aliyah Negeri Limboto ini aku tenang dan bisa berpikir jernih dalam belajar. Tenang karena dekat dengan tuhan dalam sujudku saat sholat dhuha, karena lidah yang terbiasa dengan lantunan dzikir Al-ma’tsurah. Karena pada awalnya, ketenangan itulah yang kucari. Aku bersyukur, semua ini adalah kehendak Allah yang telah mempertemukanku dengan Madrasah Unggulan Gorontalo tercinta ini. Aku berpikir bahwa Madrasah bukanlah tempat untuk menuntut ilmu semata, melainkan pengalaman dan juga karakter pribadi seseorang.
Puncak perjuangan dalam belajar selama di Madrasah, terbayang seketika suasana perpisahan. Secarik puisiku untuk Madrasah Aliyah Negeri Limboto, semoga jaya selalu.
Malam ini angin malam terasa dingin
Hingga darah ini seolah membeku
Menyatuh dengan tulang dan nadiku
Sebuah perpisahan tak bisa dipungkiri
Untuk masa depan yang kini menanti.
Tak ada sedikitpun kekuatan untuk melihatmu
Tak ada sedikitpun keinginan untuk meninggalkanmu
Namun masa depan yang selalu menanti
Membuat kita untuk harus berpisah.
Percayalah wahai kawan-kawanku
Disebrang sana engkau selalu terbayang
Memori dan kenangan selalu terpampang
Menjadi penakluk kerinduan.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca, kritik dan saran pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan referensi penulisan selanjutnya. Terima kasih :-)
good tsaani :*
BalasHapus